Sunday, January 4, 2009

PERBOLEHKAN SPONSOR PENDAMPING

Biaya Operasional Setahun Rp 25 M

JAKARTA - PB PBSI kembali menggandeng Yonex sebagai pendukung anggaran kegiatan. Namun, kerja sama kedua belah pihak tak lagi berlaku selama empat tahun seperti sebelumnya.

Kontrak kerja sama yang ditandatangani di Pusat Bulu Tangkis PB PBSI Cipayung, Jakarta Timur, kemarin (3/1) itu berlaku setahun, Januari hingga akhir Desember nanti. Sebelumnya, PB PBSI selalu menyetujui kontrak selama empat tahun. ''Kami sengaja menghindari kontrak langsung empat tahun. Itu dimaksudkan untuk mengurangi intervensi dan kerugian. Sebab, lebih sulit melakukan evaluasi dalam masa empat tahun,'' jelas Djoko Santoso, ketua umum PB PBSI, kemarin (3/1).

Sebaliknya dengan waktu setahun, PB PBSI dan Yonex bisa mengevaluasi kerja sama yang sudah dibangun. Poin baru yang mengemuka menyangkut besaran dana yang masuk ke kantong PB PBSI.

Jika periode lalu kepengurusan menuai 1,2 USD atau sekitar Rp 142 miliar per tahun, kali ini naik 0,3 USD menjadi 1,5 USD setara dengan Rp 165 miliar. Itu masih ditambah kelonggaran untuk mencari tiga sponsor pendamping.

Tentu ada syarat tertentu.Di antaranya, satu sponsor yang bakal dipasang di dada kaus pemain harus perusahaan atau pihak lain yang digandeng melalui PB PBSI. Dua lainnya boleh saja diperoleh secara perorangan. Letaknya cukup di lengan kanan dan kiri. Selain itu, produk yang digaet bukanlah produk sejenis Yonex sebagai produsen alat-alat olahraga.

Jumlah tersebut, menurut Sekjen PB PBSI Jacob Rusdiyanto, akan diserahkan kepada pemain pelatnas.Besarannya berbeda-beda.

Persentasenya sesuai dengan prestasi yang diunduh terakhir ini. Dana tersebut belum termasuk peralatan yang diperuntukkan pemain dan turnamen yang dihelat PB PBSI.

''Selama ini, atlet kesulitan untuk mencari sponsor pendamping. Kami bersyukur Yonex sudah lebih longgar dalam kerja sama kali ini,'' ungkap pria asal Surabaya itu.

Dia berharap, nanti pemain tak hanya mendapatkan fasilitas untuk mengikuti pertandingan, tapi juga saat berlatih.

Untuk sementara, PB PBSI masih menampung 22 pemain di pelatnas seperti yang tercantum dalam SK bertanggal 27 Desember lalu. Maka, hanya mereka yang mendapatkan jatah pembagian kontrak dengan Yonex. Pembenahan lain dalam kontrak juga mencantumkan pemain non-pelatnas tak harus memakai kostum Yonex meski masih berada dalam peringkat 10 besar.

Djoko memastikan jumlah pelatnas akan semakin berkembang sesuai kebutuhan PB PBSI. ''Hanya kendala waktu saat ini,'' imbuhnya.

Namun, beberapa pemain pelatnas era Sutiyoso yang sudah telanjur mendaftar Malaysia dan Korea Super Series dan sangat mungkin bakal kembali dipanggil pada gelombang kedua nanti diimbau untuk berkostum polos tanpa embel-embel sponsor.

Nah, untuk operasional PB PBSI, Djoko siap mencari dana Rp 20 miliar-Rp 25 miliar setahun ini. ''Kami harus bekerja keras untuk mendapatkan dana tersebut. Saya siap berkorban untuk memenuhinya atau jika ada kekurangan-kekurangan nanti,'' ujarnya. (vem/diq)

(sr:jawapos)

No comments: