Mulyo Dicoret, Taufik Ngambek
JAKARTA - Ada warna baru di pemusatan latihan nasional (pelatnas) bulu tangkis PB PBSI era Djoko Santoso. Yang paling signifikan, pelatnas Cipayung kelompok utama hanya akan dipimpin lima pelatih. Masing-masing mengarsiteki nomor-nomor yang ada di turnamen, yaitu tunggal pria, tunggal wanita, ganda pria, ganda wnaita, dan ganda campuran.
Jumlah tersebut berbeda degan pelatnas pada masa Sutiyoso. Saat itu, ada tujuh pelatih yang menangani pemain utama. Memang tidak ada nama baru. Hendrawan dipercaya memoles tunggal pria. Pada kelompok wanita, Marleve Mainaky diharapkan dapat meningkatkan kualitas Maria Kristin Yulianti dkk. Ganda wanita tetap dipercayakan kepada Aryono Miranat dan ganda pria dipegang Sigit Pamungkas. Richard Mainaky tetap harus menangani ganda campuran.
Pelatih yang harus legawa lengser dari pelatnas adalah Mulyo Handoyo yang sebelumnya membesut tunggal pria dan Herry Iman Pringadi, ganda campuran. Menurut Lius Pongoh, Kabid Binpres PB PBSI, keputusan itu sudah final, tidak dapat diganggu gugat. "Keputusan ini bukan tanpa alasan. Tidak mungkin satu kapal dijalankan oleh dua nakhoda. Sulit koordinasinya," jelas Lius.
Pria yang juga menjabat sebagai Kabid Brinpres PB PBSI pada kepengurusan 2004-2008 itu tak menampik bahwa Mulyo dan Herry ikut andil dalam menyukseskan pemain Indonesia menorehkan prestasi di tingkat internasional. Mulyo sejak 1996 memoles Taufik Hidayat. Sebelum ditangani Sigit, Herry-lah yang membesut peraih emas Olimpaide 2008 Beijing Markis Kido/Hendra Setiawan.
"Tapi, ada beberapa poin yang menyebabkan pelatih-pelatih itu terpilih atau tidak lagi tinggal di pelatnas," beber Lius. Kedisiplinan pelatih dan kemampuan mendidik pemain menjadi poin utama evaluasi PB PBSI. Indikasi lainnya tentu prestasi dan attitude anak asuh mereka masing-masing.
Lius juga menegaskan bahwa keputusan itu bukan hanya berasal dari dirinya, tapi berdasar rapat dengan jajaran pengurus PB PBSI. "Lagi pula, bukan atlet yang memilih pelatih, tapi pengurus yang memiliki wewenang untuk menentukannya," tegas pria yang dijuluki si bola karet ketika menjadi pemain itu.
Keputusan itu langsung menuai respons dari Taufik. Peraih emas Olimpiade Athena 2004 itu kecewa dengan keputusan PB PBSI. Dia menolak dibesut Hendrawan. Selama ini, dia bisa menuai gelar yang dikoleksinya berkat Mulyo.
"Penjelasan-penjelasan yang dikemukakan tidak masuk akal. Maka, saya memilih untuk tidak mengambil surat keputusan yang diterbitkan itu," ujar pemain yang diebsarkan di PB SGS Elektrik Bandung itu.
Pemain yang menjadi aset utama pelatnas juga tak luput dari aroma perampingan. Baru 22 pemain yang mendapatkan kesempatan bergabung dalam tim elite nasional. Istimewanya, ganda wanita diisi wajah baru Meiliana Jauhari/Shendy Puspita. Dua pemain asal PB Djarum Kudus itu lolos pelatnas mendampingi Greysia Polii/Nitya Krishinda yang memang sudah tinggal di pelatnas.
Ada empat kriteria yang menjadi poin penting pemanggilan atlet ke kawah candradimuka olahraga tepok bulu itu. Pertama, prospek ke depan para pemain, usia, prestasi yang sudah dituai selama ini. Terakhir, waktu tinggal di pelatnas juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penilaian.
"Kami merencanakan pemanggilan kedua setelah Korea Super Series pertengahan Januari nanti. Kuota dan siapa saja belum bisa dirinci. Selain pemain, kami masih menyeleksi asisten pelatih," ujar Lius. (vem/ang)
(sr:jawapos)
Si Anak Manja
13 years ago
No comments:
Post a Comment