JAKARTA - Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulu Tangkis Indonesia 2008 berjalan landai. Hingga hari kedua kemarin (12/11), belum ada kejutan di kejuaraan yang menggunakan sistem Piala Sudirman itu.
Tim non-unggulan tak mampu memberikan perlawanan pada pertandingan di Gedung Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Empat tim unggulan -PB Tangkas Jakarta, PB Djarum Kudus, PB Jaya Raya Jakarta, dan PB Surya Naga Gudang Garam (SNGG) Surabaya- belum sekali pun kalah dalam tiga pertandingan yang telah dilakoni.
Keempatnya ditambah klub papan atas yang tak menjadi unggulan, PB SGS Bandung, malah hampir menyapu pertandingan dengan skor 5-0.
Hanya SNGG yang harus kehilangan dua partai saat menghadapi PMS Solo dengan skor 3-2 kemarin.
Ganda campuran SNGG Viki Indra Okvana/Veronica Pratama gagal menghadapi perlawanan wakil PMS Solo Dwi/Andriani 4-21, 21-14, 13-21.
Beruntung, Tike Arieda Ningrum menang mudah atas Wieke. Fauzi Adnan juga tak perlu bersusah payah menumbangkan Darmawan 22-20, 21-7.
Lagi-lagi, Veronica yang tampil di ganda wanita bersama Tike Arieda gagal mengatasi perlawanan Nadia/Andriani 21-10, 14-21, 17-21.
Beruntung, Alvent Yulianto/Trikusuma Wardhana menang tanpa kesulitan atas Bobby/Dwi 21-19, 21-11.
Sigit Pamungkas, salah seorang ofisial dari PB Jaya Raya, mengakui bahwa kejurnas kali ini memang tak seramai tahun sebelumnya.
"Kejuaraan ini sudah tidak relevan lagi karena gap antara klub unggulan dan bukan unggulan sudah terlalu jauh," kata Sigit.
Maklum, pengalaman para pemain yang mendukung klub tersebut juga berbeda. Sebab, klub unggulan diperkuat pemain pelatnas yang tentu memiliki jam bertanding lebih banyak dibandingkan dengan yang bukan pelatnas. Misi yang diusung PB PBSI untuk memantik motivasi pembinaan klub juga kurang mengena.
Meski begitu, sistem yang digunakan sudah tepat, yaitu memakai sistem beregu campuran seperti Piala Sudirman.
"Akan berbeda kalau klub yang bukan unggulan juga melakukan persiapan sebelum ke sini (kejurnas). Saya yakin beberapa di antara pemain itu bukanlah pemain binaan mereka, tetapi mencomot dari klub lain," keluh Sigit yang juga menangani ganda pria pelatnas PB PBSI.
Wakil SNGG Wijanarko Adi Mulya juga menyayangkan penampilan klub yang mengirim tim asal-asalan. "Malah kesannya meremehkan kejurnas," tegas Wijar, sapaan karib Wijanarko Adi Mulya.
Sebab, sejak awal PB PBSI menetapkan regulasi pertandingan menggunakan sistem pertandingan beregu campuran.
Nyatanya, mereka menerjunkan pemain yang sama pada tunggal pria dan ganda pria atau tunggal wanita dengan ganda wanita plus harus bermain di nomor ganda campuran.
"Kalau memang sudah komit untuk mengikuti kejurnas, seharusnya mereka menyiapkan sejak awal. Contohlah Banten yang awalnya tak dipandang, tapi nyatanya bisa mewakilkan pemain mereka ke pelatnas melalui seleknas awal tahun ini," tutur pria yang menjabat sebagai Kabid Binpres di SNGG itu.
Sementara itu, program atlet andalan (PAL) diresmikan di Bogor kemarin. PB PBSI yang sebelumnya tidak bersedia mengirimkan atlet akhirnya menyatakan komitmen untuk mendukung program tersebut.
Hanya, mereka belum bisa mengirimkan atlet untuk mengikuti tes kesehatan karena sedang ada kejurnas.
(Sumber : jawapos)
Si Anak Manja
13 years ago
No comments:
Post a Comment